Posts

Tidak Sempurna

Fase dimana kamu menyadari bahwa hidup tak benar-benar sempurna seperti yg kamu bayangkan. Bahwasanya dalam hidup kamu tak bermimpi seorang diri. Sebab itu ada banyak hal ditengah perjalanannya harus kau relakan. Bukan karena kau tak layak memperjuangkannya, tapi bijaklah untuk berbagi ruang, ada banyak mimpi yang harus sama-sama diperjuangkan. Mimpi  orang-orang  yang mungkin kalian sayangi. Pada akhirnya, pemberhentian kita akan suatu hal bukanlah sebab kekalahan, tapi karena telah sampai nya kita pada fase penaklukan ego sndiri, lalu apalagi yg harus dilakukan ?selain membagi kasih untuk ruang kebersamaan, memaafkan diri, dan menerima ketidaksempurnaan.

Quarter Life Crisis

Barangkali pada fase ini kita tidak tahu apa yang benar2 kita rasakan. Barangkali juga  kita  tidak benar-benar memahami apa yang sudah/akan/saat ini kita hadapi. Dan barangkali bukan tulisan ini pula solusinya. Bicara waktu dan fase diri, setiap orang pasti menghadapi, kita tak pernah benar-benar sendiri. Hari ini mungkin kamu melihat temanmu, tampak satu langkah didepan mendahuluimu. Tapi ada yg tidak kamu lihat sebagaimana ia pandai menyembunyikannya. Di hari itu juga temanmu sedang menghadapi masalah barunya. Lalu apa bedanya ? Semua sama-sama mendapatkan  masalah sesuai porsinya. Hanya saja, Kamu terfokus melihat nya melangkah. Sedang temanmu berfokus melewati masalahnya. Barangkali syukur, usaha dan tetap berjalan sebagaimana mestinya adalah jalan penghambaan yang panjang bagi seseorang. Agar ia mengingat betul tidak ada hal yang terjadi melainkan atas izin-Nya. Maka satu hal yang terngiang dari nasehat seorang kawan saat hal-hal yang kalian rencanakan tidak berjalan s
Garis hidup selalu datang penuh kejutan. Setelah usaha dan doa yang cukup keras, kita kira semua akan baik-baik saja. Berjalan lancar sesuai rencana. Setidaknya itulah yang diajarkan  para pendahulu kita,  selalu bersungguh-sungguh untuk mendapat apa yang kita inginkan. Tapi tidak semua skenario Tuhan dirancang sama pada semua hamba-Nya. Ada yang tak tersampaikan oleh mereka. Bahwasanya "ingin" memiliki batasannya. Tentang takdir garis yang tak bisa terelakan. Hari ini, barangkali yang bernama "mimpi" sedang tergadaikan. Entah dikemudian hari, bisa saja kaki ini masih ingin melanjutkan. Berdiri berdikari atau bisa jadi, benar-benar terhenti. Tidak ada yang pernah tau kan ?
Seperti pattern, hidup seringnya menuju kepada sesuatu yang lebih kompleks. Dan tidak pernah menjadi lebih ringan dari waktu ke waktu. Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, (97) maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), (98) (Q.S. Al Hijr)
Image
Di relawan lah, energi positif itu berlimpah. Kadang menjadikanmu lebih peduli, kadang menjadikanmu cukup, membuatmu lebih syukur. Kadang menjadikanmu lebih giat lagi, dan  bermanfaat lagi dan lagi. Tatkala melihat yang lain lebih bersemangat mengabdikan diri. Dari relawan juga kita belajar. Bagi sebagian orang, keterbatasan seringkali dipandang sebagai penutup jalan. Tapi tidak untuk sebagian orang. Banyak sy temui pembelajaran , bahwa justru keterbatasan seringkali menyalakan harapan. Harapan untuk terus berbenah. "jika hatimu terpanggil untuk memberi maka lakukanlah. Apapun, materi waktu tenaga maupun pemikiranmu. Tiada  cara untuk merawat hati yang penuh kasih melainkan dengan terus memberi"

Bermetamorfosa

Menjadi dewasa tak pernah se-menyenangkan yang kita bayang. Perihal patah, lebih dulu kita membiasakan luka.  Sebab penawar, tak akan pernah benar-benar tinggal.  Jangan bertumpu pada harap. Dan pun terlena pada luka, hanya akan membuat masalah. Memang telah menjadi fitrahnya, manusia gemar berkeluh kesah. Tetapi, bukankah tiada kemalangan yang tidak berganti dengan kesenangan? Dan tiada kesenangan kecuali akan ada pula akhirnya. Menangislah jika itu diperlukan. Berbahagialah jika dirasa begitu adanya.  Tak perlu menunda. Karena semua rasa telah memiliki waktunya.  Tiada hujan yang tak pernah reda. Begitupun pelangi yang bersambut,  tak mungkin selamanya. Satu satunya, Bersahajalah merawat rasa-rasa.  Yang tandus, yang bahagia. Semua rasa punya celah. Suatu saat, menjelma rupa yang tak disangka sangka.
Pasti ada satu moment di dalam hidup kalian, di mana kalian pernah mengalami titik terendah di dalam hidup, namun pada akhirnya kalian tetap memilih untuk bangkit dan berhasil melewatinya. Ini bukan fase pertama kalinya dalam hidup. Bahkan  pernah kalian rasakan getirnya berkali-kali. Tentang senyapnya akhir dari gelak tawa. Tentang riuhnya jiwa yang berjuang tuk tenang. Perpisahan-