-Mercusuar pertama di Kota Bunga-



Tepat 5jam, 171 km sudah kereta ini melaju meninggalkan panas kotaku. Dan jalan langit dikota gadis pun mulai menghilang dari pandangan mata, akan kulupakan sejenak hiruk pikukmu dengan berbalutkan rindu tentunya. Terkecuali saat saat dimana pegawai stasiun memberi  aba-aba sebagai tanda kereta siap diberangkatkan akan kuingat sisa isakmu yg masih berharga untuk dikenang disepanjang jalan , setelah cinta di hati terlanjur berkeping karena tiba di persimpangan. Argh! Aku benci keadaaan ini .
Perlahan terdengar suara peluit untuk kedua kalinya, kutengok disebrang sana. Disisi jendela kereta, wangi aromamu kian bertebar saat kubaca sebuah nama yang sudah lama kukenal "Stasiun Malang Kotabaru".Di antara suara keriut rem dan gerbong berderet di atas rel memanjang ketika peron jg dipenuhi para pengantar serta calon penumpang,nampak burung-burung gereja menari dipermukaan tanah berlapis semen, seperti sambut kedatangan. Cukup senang melihatnya. Dan dengan seulas senyum yang tersungging, akan segera kumulai hari dengan menyinggahkan kakiku ditanah ini. Dikota yang dulu pernah menjadi mimpi.

  "Mercusuar pertama dikota Bunga. Selamat Pagi.☺"


Ah,kurasa bahagia tak seperti dulu. Ada yang masih tertinggal disana. Kau tau itu ?jelas itu kamu, wangi yang biasa kau pakai masih melekat seraya menemani langkahku tapaki jalan menuju kampus pertama.  Semoga masih ada cerita dengan kesan bahagia tanpa perlu ada rindu yang menyiksa seperti dulu ketika pertama kali kucoba mengenali jalanmu.
Langitpun mulai menghitam, rupanya awan tak kuat lagi menahan tangisnya. Tak ada lagi senyum tersungging kecuali pedih dan kelu tertahan. Dan seperti yang kuterka ia mulai menitikan hujan sekarang juga. Dingin sekali. Adzan ashar juga masih lama. "Apa yang akan kulakukan sekarang ?.. (⌣́_⌣̀) " Tak ada sautan untuk pertanyaanku itu . Yang ada hanya suara petir dan gemericik hujan yang selalu syahdu untuk didengar. Aku suka keadaan ini. Aku ingin menikmatinya lebih lama. Karena mungkin, esok aku harus mencium aroma debu yang panasnya terasa menyengat . Tapi tidak demikian dengan indraku, rupanya mataku telah sibuk mengatup sedari tadi,sejak kedatanganku diKota Bunga ini. Apa boleh aku sejenak terlelap disini ?dan memimpikan semua ?Sepertinya tak perlu ada jawaban, langsung saja kumulai dengan sebuah pertanyaan “Apa kabarmu disana?” lalu aku terlelap, seketika kau juga mulai hadir hiasi semua mimpi....

Comments

Popular posts from this blog

Filosofi pecel