IPB: Menuju sekolah vokasi
IPB: Menuju Sekolah Vokasi IPB
Program Diploma IPB, Bogor. Pengembangan
pendidikan dari Program Diploma IPB menjadi Sekolah Vokasi masih menjadi isu terhangat dikalangan mahasiswa. Informasi-informasi
yang terkait dengan perkembangan berita itu pun masih simpang siur. Walaupun sudah banyak
berbagai isu yang terbentuk dikalangan mahasiswa terkait dengan berita tersebut.
Salah satu isunya adalah adanya perubahan nama “Program Diploma IPB menjadi
PPB( Politeknik Pertanian Bogor)”.
Direktur Diploma
Institut Pertanian Bogor, Dr. Ir Bagus P. Purwanto, M.Agr mengemukakan bahwa isu
terkait dengan perubahan nama Program Diploma IPB menjadi PPB (Politeknik Pertanian
Bogor) itutidak benar. “Tidak ada perubahan nama seperti itu, sama halnya
dengan UGM nama kita akan menjadi Sekolah Vokasi IPB” katanya, saat ditemui di
Gedung CC Program Diploma IPB.
Ditambahkan juga
oleh Direktur Diploma IPB, bahwa akan ada perbedaan model pembelajaran dari
sebelumnya. Model delivery pembelajaran yang akan diterapkan mengarah kepada
pendidikan ketrampilan. Dimana mahasiswa akan diarahkan pada sistem penempatan
kerja langsung di industri sekitar diatas 40%, kuliah 20% dan praktikum 20%. Dengan
sistem jam belajar yang tetap mengacu pada 108-110 SKS.
Lama jenjang pendidikan yang ditempuh mahasiswa pun nantinya akan
disesuaikan dengan jenjang yang dipilih yaitu, D1 satu tahun, D2 dua tahun, D3
tiga tahun dan D4 selama empat tahun.
Berita lainnya
yang terkait dengan pengembangan ke arah Pendidikan Sekolah Vokasi seperti
peresmian yang akan dilakukan pada bulan Maret tahun 2015 dan akan adanya
jurusan baru pun juga tidak dibenarkan oleh Direktur Program Diploma IPB. “Kita
belum mengarah kesitu, ada beberapa tahap yang perlu kita lakukan dan
koordinasikan dengan pihak rektor, karna pengembangan ke arah sekolah vokasi
bukan hanya keinginan dari pihak kita sendiri tetapi didukung oleh banyak pihak”.
Wakil Rektor
Institut Pertanian Bogor Bidang Sumber Daya dan Kajian Strategis Prof. Hermanto
Siregar pun juga mengapresiasi Program Diploma IPB yang menyelanggarakan loka karya Nasional
Program Vokasi pada hari Senin 28 Oktober 2015 di IPB Conventional Center
Bogor. Dikutip dari antarabogor.com
Prof. Hermanto mengemukakan “Pengarausatamaan pertanian
tidak bisa dilaksanakan jika tenaga pendidikan menengah tidak dipersiapkan,
oleh karena itu dikembangkan sekolah vokasi di IPB”.
Mahasiswa pun
menyambut hangat dengan adanya pengembangan ke arah Pendidikan Sekolah Vokasi.
“Saya sih sangat senang jika Program
Diploma menjadi sekolah vokasi, tetapi pengembangan tersebut juga harus diikuti
dengan pengembangan fasilitasnya dan nama IPB tidak ikut dihilangkan” ujar Devi
mahasiswi Program Keahlian Ekowisata 50. Aspirasi dari mahasiswa pun tidak
diacuhkan oleh institusi. Pengembangan fasilitas akan tetap dijalankan seperti
biasa dengansistem program jalan.
Harapan dari Direktur
Program Diploma IPB sendiri terkait dengan pengembangan pendidikan ke arah
vokasi adalahindustri yang bekerjasama dapat memperbesar peluang beasiswa dan
peluang magang mahasiswa sehingga lulusan dapat sesuai dengan bidangnya. (nisa nur hafidza)
Tidak ada dalam kamus “terlalu baik berarti salah”. Kalau
salah ya berarti bukan kebaikan. Kalau dari sikap baik kita dibodohi, salahnya
bukan dikita. Mereka yang jahat. Orang jahat jangan dipedulikan, biar Tuhan
nanti yang menghakimi. Jika dari sikap baik kita dimanfaatkan,ucapkan syukur
alhamdulillah. Sebaik baiknya manusia adalah mereka yang menebar
kebermanfaatan. InsyaAllah Tuhan yang
balas.
Jangan adakan banyak halangan untuk berbuat kebaikan. Kamus
besar bahasa Indonesia belum pernah salah mengartikan keduanya. Baik ya baik.
Salah ya salah. Tidak ada baik yang mengandung salah J
Filosofi pecel
Filosofi pecel ini saya buat
untuk menjawab pertanyaan dari seseorang yang cukup kami teladani. Berawal dari
beliau menanyakan asal daerah saya hingga berujung pada pertanyaan yang menurut
saya sangat menarik. Beliau menanyakan sebuah pertanyaan yang bagi saya cukup
sederhana namun banyak memotivasi saya
untuk bersabar akan suatu hal.
R : Asalnya darimana de?
S: Dari madiun ka.
R: Oh madiun, oleh olehnya pecel
ya ?
S: Iya ka hehe, selain itu ada
juga brem dan madu mongso ka
R : “Bisa diceritakan filosofi dari pecel ga de ?”
Menurut saya sendiri pecel
merupakan makanan unik yang cukup istimewa. Saat dimana bisa dengan mudah saya
jumpai, dia terasa biasa namun cukup mengganjal rasa lapar. Namun saat dia
susah untuk dijumpai, dia masuk dalam daftar kerinduan saya ditanah perantauan.
Harapannya sih, kita sebagai warga madiun kurang lebih memiliki hal yang serupa
dengan makanan satu ini. Biasa namun cukup menebar kebermanfaatan. Disaat tak
ada, kami dirindukan karena rasa kehilangan. Harapan yang tak cukup tinggi
untuk di aaminkan bukan ? hehe. Aamin
Pecel berasal dari kacang tanah.
Cita rasa bumbu yang diwujudkan dalam segumpal bungkusan plastik ini berawal
dari olahan yang luar biasa. Diawali dari proses penanaman benih kacang,
perawatan hingga pemanenannya. Tak cukup
sampai disitu, selanjutnya ia disangrai, digeprek, dan diuleni (campuri) dengan
berbagai bumbu bumbu penyedapnya. Dari bumbu bumbu pedas manis asin terciptalah
rasa luar biasa yang mempunyai kekhasan
tersendiri untuk membanggakan daerah asalnya J
Satu harapan lain dibalik oleh
oleh khas madiun ini adalah kita warga madiun mampu dianalogikan seperti halnya
pecel. Kami berasal dari kalangan orang biasa yang memulainya dari bawah.
Dibekali dari perawatan kasih sayang keluarga serta didikan leluhur sekitar,
kami siap untuk terjun keluar. Dengan bekal semangat dan niat kami siap diolah
untuk lebih berkualitas. Digeprek diuleni dengan berbagai bumbu pengalaman pait
asem pedes manis, hingga terciptalah rasa manusia yang luar biasa. Sederhana
namun bermanfaat. Biasa namun memberi arti sekitar. Hingga mereka bangga
menyebut kami dari kota kami berasal.
Dari sepiring nasi pecel, saya
belajar kehidupan. Dari sepiring nasi pecel, saya menyadari bahwa hakikat kita
sebagai kalangan yang memulai dari bawah. Bahwa kita cukup sederhana, namun
kaya makna.
Dari uraian tersebut mungkin
dapat diringkaskan filosofi pecel adalah Berangkat dari kesederhanaan ia membawa
cita rasa tersendiri sebagai kebanggaan
Tiga mata sisi Aktivis
Yang paling dilupa oleh mereka
Saat ia mengaku bela negara, ia berontak tanpa jala
Dia lupa akan budayanya
yang mengenal ramah tamah, sopan santun dan pekerti luhur
kadang cita melewati cinta
menggepuk asa lupa cara
bangun negara bukankan lebih baik juga dengan cinta?
luhur bangsaku membela rakyat dengan akur
satu sisi beda cerita
ya...
aktivis bukan jagoan
dia juga mahasiswa
mahasiswa yang penuh cinta
bukan dramatis melankolis
mereka punya insting realistis
tak sekedar rupa rupawan
dia cendikiawan yang sadar kebajikan
berani berprestasi berani bersolusi
tak hanya mengkritisi
aktivis juga tak lupa akan suatu masa
dimana ia akan mencerdaskan dirinya
guna mencerdaskan bangsanya
satu sisi beda cerita
aktivis
ya, benar ia beda
tapi
ia tak pernah memalingkan diri
tak ingin mengasingkan diri
tapi
ia tak pernah memalingkan diri
tak ingin mengasingkan diri
ia dan teman masih ingin berkawan
ia dengan sibuknya bukanlah hal pembeda
dia penebar manfaat dengan menyungging ilmu ikhlas
jikalah yang didapat hanya cibiran
aktivis, bersabarlah...
Subscribe to:
Posts (Atom)
Tuesday, 3 March 2015
IPB: Menuju sekolah vokasi
IPB: Menuju Sekolah Vokasi IPB
Program Diploma IPB, Bogor. Pengembangan
pendidikan dari Program Diploma IPB menjadi Sekolah Vokasi masih menjadi isu terhangat dikalangan mahasiswa. Informasi-informasi
yang terkait dengan perkembangan berita itu pun masih simpang siur. Walaupun sudah banyak
berbagai isu yang terbentuk dikalangan mahasiswa terkait dengan berita tersebut.
Salah satu isunya adalah adanya perubahan nama “Program Diploma IPB menjadi
PPB( Politeknik Pertanian Bogor)”.
Direktur Diploma
Institut Pertanian Bogor, Dr. Ir Bagus P. Purwanto, M.Agr mengemukakan bahwa isu
terkait dengan perubahan nama Program Diploma IPB menjadi PPB (Politeknik Pertanian
Bogor) itutidak benar. “Tidak ada perubahan nama seperti itu, sama halnya
dengan UGM nama kita akan menjadi Sekolah Vokasi IPB” katanya, saat ditemui di
Gedung CC Program Diploma IPB.
Ditambahkan juga
oleh Direktur Diploma IPB, bahwa akan ada perbedaan model pembelajaran dari
sebelumnya. Model delivery pembelajaran yang akan diterapkan mengarah kepada
pendidikan ketrampilan. Dimana mahasiswa akan diarahkan pada sistem penempatan
kerja langsung di industri sekitar diatas 40%, kuliah 20% dan praktikum 20%. Dengan
sistem jam belajar yang tetap mengacu pada 108-110 SKS.
Lama jenjang pendidikan yang ditempuh mahasiswa pun nantinya akan
disesuaikan dengan jenjang yang dipilih yaitu, D1 satu tahun, D2 dua tahun, D3
tiga tahun dan D4 selama empat tahun.
Berita lainnya
yang terkait dengan pengembangan ke arah Pendidikan Sekolah Vokasi seperti
peresmian yang akan dilakukan pada bulan Maret tahun 2015 dan akan adanya
jurusan baru pun juga tidak dibenarkan oleh Direktur Program Diploma IPB. “Kita
belum mengarah kesitu, ada beberapa tahap yang perlu kita lakukan dan
koordinasikan dengan pihak rektor, karna pengembangan ke arah sekolah vokasi
bukan hanya keinginan dari pihak kita sendiri tetapi didukung oleh banyak pihak”.
Wakil Rektor
Institut Pertanian Bogor Bidang Sumber Daya dan Kajian Strategis Prof. Hermanto
Siregar pun juga mengapresiasi Program Diploma IPB yang menyelanggarakan loka karya Nasional
Program Vokasi pada hari Senin 28 Oktober 2015 di IPB Conventional Center
Bogor. Dikutip dari antarabogor.com
Prof. Hermanto mengemukakan “Pengarausatamaan pertanian
tidak bisa dilaksanakan jika tenaga pendidikan menengah tidak dipersiapkan,
oleh karena itu dikembangkan sekolah vokasi di IPB”.
Mahasiswa pun
menyambut hangat dengan adanya pengembangan ke arah Pendidikan Sekolah Vokasi.
“Saya sih sangat senang jika Program
Diploma menjadi sekolah vokasi, tetapi pengembangan tersebut juga harus diikuti
dengan pengembangan fasilitasnya dan nama IPB tidak ikut dihilangkan” ujar Devi
mahasiswi Program Keahlian Ekowisata 50. Aspirasi dari mahasiswa pun tidak
diacuhkan oleh institusi. Pengembangan fasilitas akan tetap dijalankan seperti
biasa dengansistem program jalan.
Harapan dari Direktur
Program Diploma IPB sendiri terkait dengan pengembangan pendidikan ke arah
vokasi adalahindustri yang bekerjasama dapat memperbesar peluang beasiswa dan
peluang magang mahasiswa sehingga lulusan dapat sesuai dengan bidangnya. (nisa nur hafidza)
Tidak ada dalam kamus “terlalu baik berarti salah”. Kalau
salah ya berarti bukan kebaikan. Kalau dari sikap baik kita dibodohi, salahnya
bukan dikita. Mereka yang jahat. Orang jahat jangan dipedulikan, biar Tuhan
nanti yang menghakimi. Jika dari sikap baik kita dimanfaatkan,ucapkan syukur
alhamdulillah. Sebaik baiknya manusia adalah mereka yang menebar
kebermanfaatan. InsyaAllah Tuhan yang
balas.
Jangan adakan banyak halangan untuk berbuat kebaikan. Kamus
besar bahasa Indonesia belum pernah salah mengartikan keduanya. Baik ya baik.
Salah ya salah. Tidak ada baik yang mengandung salah J
Filosofi pecel
Filosofi pecel ini saya buat
untuk menjawab pertanyaan dari seseorang yang cukup kami teladani. Berawal dari
beliau menanyakan asal daerah saya hingga berujung pada pertanyaan yang menurut
saya sangat menarik. Beliau menanyakan sebuah pertanyaan yang bagi saya cukup
sederhana namun banyak memotivasi saya
untuk bersabar akan suatu hal.
R : Asalnya darimana de?
S: Dari madiun ka.
R: Oh madiun, oleh olehnya pecel
ya ?
S: Iya ka hehe, selain itu ada
juga brem dan madu mongso ka
R : “Bisa diceritakan filosofi dari pecel ga de ?”
Menurut saya sendiri pecel
merupakan makanan unik yang cukup istimewa. Saat dimana bisa dengan mudah saya
jumpai, dia terasa biasa namun cukup mengganjal rasa lapar. Namun saat dia
susah untuk dijumpai, dia masuk dalam daftar kerinduan saya ditanah perantauan.
Harapannya sih, kita sebagai warga madiun kurang lebih memiliki hal yang serupa
dengan makanan satu ini. Biasa namun cukup menebar kebermanfaatan. Disaat tak
ada, kami dirindukan karena rasa kehilangan. Harapan yang tak cukup tinggi
untuk di aaminkan bukan ? hehe. Aamin
Pecel berasal dari kacang tanah.
Cita rasa bumbu yang diwujudkan dalam segumpal bungkusan plastik ini berawal
dari olahan yang luar biasa. Diawali dari proses penanaman benih kacang,
perawatan hingga pemanenannya. Tak cukup
sampai disitu, selanjutnya ia disangrai, digeprek, dan diuleni (campuri) dengan
berbagai bumbu bumbu penyedapnya. Dari bumbu bumbu pedas manis asin terciptalah
rasa luar biasa yang mempunyai kekhasan
tersendiri untuk membanggakan daerah asalnya J
Satu harapan lain dibalik oleh
oleh khas madiun ini adalah kita warga madiun mampu dianalogikan seperti halnya
pecel. Kami berasal dari kalangan orang biasa yang memulainya dari bawah.
Dibekali dari perawatan kasih sayang keluarga serta didikan leluhur sekitar,
kami siap untuk terjun keluar. Dengan bekal semangat dan niat kami siap diolah
untuk lebih berkualitas. Digeprek diuleni dengan berbagai bumbu pengalaman pait
asem pedes manis, hingga terciptalah rasa manusia yang luar biasa. Sederhana
namun bermanfaat. Biasa namun memberi arti sekitar. Hingga mereka bangga
menyebut kami dari kota kami berasal.
Dari sepiring nasi pecel, saya
belajar kehidupan. Dari sepiring nasi pecel, saya menyadari bahwa hakikat kita
sebagai kalangan yang memulai dari bawah. Bahwa kita cukup sederhana, namun
kaya makna.
Dari uraian tersebut mungkin
dapat diringkaskan filosofi pecel adalah Berangkat dari kesederhanaan ia membawa
cita rasa tersendiri sebagai kebanggaan
Tiga mata sisi Aktivis
Yang paling dilupa oleh mereka
Saat ia mengaku bela negara, ia berontak tanpa jala
Dia lupa akan budayanya
yang mengenal ramah tamah, sopan santun dan pekerti luhur
kadang cita melewati cinta
menggepuk asa lupa cara
bangun negara bukankan lebih baik juga dengan cinta?
luhur bangsaku membela rakyat dengan akur
satu sisi beda cerita
ya...
aktivis bukan jagoan
dia juga mahasiswa
mahasiswa yang penuh cinta
bukan dramatis melankolis
mereka punya insting realistis
tak sekedar rupa rupawan
dia cendikiawan yang sadar kebajikan
berani berprestasi berani bersolusi
tak hanya mengkritisi
aktivis juga tak lupa akan suatu masa
dimana ia akan mencerdaskan dirinya
guna mencerdaskan bangsanya
satu sisi beda cerita
aktivis
ya, benar ia beda
tapi
ia tak pernah memalingkan diri
tak ingin mengasingkan diri
tapi
ia tak pernah memalingkan diri
tak ingin mengasingkan diri
ia dan teman masih ingin berkawan
ia dengan sibuknya bukanlah hal pembeda
dia penebar manfaat dengan menyungging ilmu ikhlas
jikalah yang didapat hanya cibiran
aktivis, bersabarlah...
Subscribe to:
Posts (Atom)