Seperti pattern, hidup seringnya menuju kepada sesuatu yang lebih kompleks. Dan tidak pernah menjadi lebih ringan dari waktu ke waktu. Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, (97) maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), (98) (Q.S. Al Hijr)
Popular posts from this blog
Filosofi pecel
Filosofi pecel ini saya buat untuk menjawab pertanyaan dari seseorang yang cukup kami teladani. Berawal dari beliau menanyakan asal daerah saya hingga berujung pada pertanyaan yang menurut saya sangat menarik. Beliau menanyakan sebuah pertanyaan yang bagi saya cukup sederhana namun banyak memotivasi saya untuk bersabar akan suatu hal. R : Asalnya darimana de? S: Dari madiun ka. R: Oh madiun, oleh olehnya pecel ya ? S: Iya ka hehe, selain itu ada juga brem dan madu mongso ka R : “Bisa diceritakan filosofi dari pecel ga de ?” Menurut saya sendiri pecel merupakan makanan unik yang cukup istimewa. Saat dimana bisa dengan mudah saya jumpai, dia terasa biasa namun cukup mengganjal rasa lapar. Namun saat dia susah untuk dijumpai, dia masuk dalam daftar kerinduan saya ditanah perantauan. Harapannya sih, kita sebagai warga madiun kurang lebih memiliki hal yang serupa dengan makanan satu ini. Biasa namun cukup menebar kebermanfaatan. Disaat tak ada, kami dirindukan karena r
Pasti ada satu moment di dalam hidup kalian, di mana kalian pernah mengalami titik terendah di dalam hidup, namun pada akhirnya kalian tetap memilih untuk bangkit dan berhasil melewatinya. Ini bukan fase pertama kalinya dalam hidup. Bahkan pernah kalian rasakan getirnya berkali-kali. Tentang senyapnya akhir dari gelak tawa. Tentang riuhnya jiwa yang berjuang tuk tenang. Perpisahan-
Comments
Post a Comment