Ada amanah lain yang terlebih dahulu datang, tapi sempat pernah kita lupakan. Kuharap disaat waktu yang tepat. Dan sebelum terlambat. kita cepat cepat mengingat amanah yang tak tersurat
Ada waktu dimana orangtua kembali pada umur yang rentan. garis keriputnya suatu saat akan menyadarkan. Betapa Tuhan  begitu yang paling kuasa mengembalikan kekuatan yang dulu pernah ada. Rambut putih dan rontoknya mengingatkan akan masa yang telah begitu panjang mereka lalui. Redup matanya mengingatkan betapa selama ini beliau berkeras untuk hidup satu putra dan dua putrinya . Kelinglungannya mengingatkan bahwa manusia tanpa daya, dari tiada kembali ke tiada. Berkurang satu persatu apa yang beliau punya dan kita tidak disampingnya. Kita siapa tanpa mereka, mereka sepi tanpa kita.

Sebenarnya, hanya sebuah keinginan tulus. Bisa menunaikan amanah yang terlebih dahulu ada. Kurasa bukan saya minta untuk dipahami, tapi kalian pasti cukup tau rasa. Saya yakin kalian anak luar biasa dari orang tua yang tak biasa. 53 tahun usia seorang ayah yatim piatu dengan  seorang bungsu yang paling manja , keras kepala, cengeng dan ceroboh. Serindu-rindunya diperantauan saya bisa kembali pulang. Serindu-rindunya ayah pada orang tua apa beliau juga harus kesurga.?
Jika berbicara profesional, kurasa ada satu tugas yang paling utama. Tugas seorang anak. Saat mereka butuh, kita tiada. Apa guna kita ?
Hanya sebuah keinginan baku,  membuat usia barunya selalu bermakna.
"Meski tanpa orang tua, bukankah aku masih punya nisa"
Kurang lebih terselip  kalimat singkat itu, dikala rindu yang ditahannya J

Jika kalian sadar . Ini jawaban kenapa saya tak pernah bisa menyangkal.Sebuah alasan yang bercerita tentang orangtua selalu aku yang lemah.Kemudian kuharap tak ada yang  berdusta dengan membawa nama mereka. Kurasa kita sepaham. Orangtua nama yang sakral untuk dipermainkan bukan ?




Comments

Popular posts from this blog

Filosofi pecel