singkat cerita
perjalanan menuju dokter reni itu harus ditempuh dengan sekali bus transpakuan dan sekali angkot jurusan kampus dalam. Kurang lebih 1jam untuk menempuhnya
cukup sederhana cerita hari ini tapi tangan ini tidak sekedar usil saja mengetiknya
Dalam ruang angkot ini kutemui kepolosan anak kecil yang berbicara pada seorang umik, begitu panggilan ibu itu, panggilan dari sikecil lugu.

"mik becek ya mik" ibunya tak menyahut
dan suara petir sempat mendiamkan bocah kecil itu. Namun tak lama ia bersua lagi "mik gluduk mik" kali ini ibunya menjawab dan tersenyum. "iya banjir ya "lalu beliau pindahkan barang belanjaannya pada satu tempat. kantong kresek itupun berubah fungsi seketika menutupi kepala si kecil "biar ga basah"
aku terkekeh melihat itu didepan ibunya. kusunggingkan senyum pada ibunya
*bahagia ya sepertinya*

kupandangi lagi wajah mungil yang kian datar itu,  melihat hujan yg semakin beruntun
....

memang ada hujan memang ada petir
tapi sepertinya bukan mereka sebagai semua sebab
kuikuti laku bocah kecil itu melihat hujan






ibu ya...

"suatu saat anak kecil yang terlahir dari garis cucu kakek nenek seperti mereka, kunjanjikan lebih bahagia dari sekedar aku"




Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Filosofi pecel