-Guratan Sendu si Aissa-
Surgaku adalah kau. Ibu
”Surgalah itu, Ibu. Aku tak
akan mampu menjadi seorang aku, jika tanpa kasihmu. Semua hebatku.Tak kan
pernah ada,tanpa ikhlas pengorbananmu ”
Tepat 5jam, 171 km sudah kereta ini melaju meninggalkan panas kotaku. Dan jalan
langit dikota gadis pun mulai menghilang dari pandangan mata, akan kulupakan
sejenak hiruk pikukmu dengan berbalutkan rindu tentunya. Terkecuali saat saat
dimana pegawai stasiun memberi aba-aba sebagai tanda kereta siap
diberangkatkan, akan kuingat sisa isakmu yg masih berharga untuk dikenang
disepanjang jalan. Ibu, doa ku selalu teruntuk meminta kesembuhanmu dimanapun
ketika aku jauh
Ah, kembali aku mengingat cerita 4 hari yang lalu. Dimana seorang kakak-adik dengan ikhlasnya
terdiam menunggu dengan harap di ruang ICU RS. Soedirman . Ya, itu memang aku
dan adikku. Aku Aissa Az-Zahirah, mahasiswi semester 2 di salah satu universitas di Kota malang ,dan adikku Syifa'ul Aska yang
masih duduk dibangku sma . Kami masih setia untuk duduk manis dengan harap
cemas menunggu kabar dokter yang akankeluar dari ruangan itu . Bukan main
rasanya, jika aku bukan sebagai kakak mungkin sudah kuluapkan dengan tangis
sekarang juga. Memang Syifa lah , alasanku untuk tetap bersikap tenang
menghadapi cobaan seperti sekarang.
Kreeet .
Suara pintu terbuka dan dengan spontan aku berdiri .” Bagaimana
om? ” tanyaku penuh harap . ”Ibumu perlu masa pemulihan, setidaknya ia tak
perlu bekerja dan berpikir berat selama beberapa hari. Besok pagi Ibumu sudah
bisa dibawa pulang.Selama ayahmu masih dinas, sebagai kakak kamu yang harus
beratnggung jawab dengan kesehatan ibumu sa. Kembalilah kesini jika kondisi
ibumu tak kunjung pulih, om akan membantu sebisa mungkin” kata Dr.
Ichwan,dokter keluarga sekaligus teman dekat ayah sewaktu bangku sma dulu .
”iya om. terima kasih ” balasku dengan
lega. Namun sehari setelahnya sebuah message yang mengabarkanku untuk segera
mengikuti semester pendek menggagalkan tanggung jawabku. Karena Ibu lebih
menyuruh untuk mementingkan masa depanku ketimbang kesehatannya. Dengan berat
tanggung jawabku pun kutitipkan pada adikku, Syifa. Dan berangkatlah aku dihari
itu juga
priiiiiiiiiiiiiiittt
Perlahan terdengar suara peluit yang membuyarkan lamunanku untuk kedua
kalinya . Kutengok
disebrang sana. Disisi
jendela kereta, wangi aromamu kian bertebar saat kubaca sebuah nama yang sudah
lama kukenal "Stasiun Malang Kotabaru". Di antara suara keriut rem dan
gerbong berderet di atas rel memanjang ketika peron jg dipenuhi para pengantar
serta calon penumpang,nampak burung-burung gereja menari dipermukaan tanah , seperti sambut kedatangan. Cukup senang melihatnya. Dan dengan
seulas senyum yang tersungging, akan segera kumulai hari dengan menyinggahkan
kakiku ditanah ini. Dikota yang dulu pernah menjadi mimpi.
" Selamat datang dikota Bunga.
Selamat Pagi.☺"
”Aissaa ! Kamu tadi dicari bu irna bagian keuangan universitas, kebetulan mbak juga mau
kekantornya . Ayo bareng mb isna aja,"suara
wanita cantik dengan pakaian tertutupnya itu menghentikan langkahku yg terburu
buru .
”Syukron mbak, gak usah. Salam aja ke bu irna InsyaAllah habis dzhuhur aja nanti aissa kesana, aissa mau absen ke pertemuan Rohis kampus dulu ”.
”Syukron mbak, gak usah. Salam aja ke bu irna InsyaAllah habis dzhuhur aja nanti aissa kesana, aissa mau absen ke pertemuan Rohis kampus dulu ”.
”Oh, iya. kalau begitu aissa mau nitip lauk apa buat nanti malam ?biar mbak
Isna dan Ummu Rita yg beliin. Mbak isna hari ini pulang cepet”.
”seperti biasa
aja mbak, perkedel sama tempe bacem, sayurnya sayur asem aja hehe ” jawabku
malu karena selera lauk yang sedikit dibilang ndeso.
”Haha iyadeh mbak isna
beliin , pergi duluan ya sa . assalamualaikum”.
”waalikum salam” . Sangat senang bisa ada diantara mereka. bagiku Ummu
Rita, Mbak isna dan seluruh anak kost di Puri Ummu Salamah adalah keluarga kedua ku yang cukup tau semua
tentang kebiasaanku. Tapi,tetap saja bahagia tak seperti dulu. Ada banyak yang
masih tertinggal diKota Gadis .Wangi penghuni kota itu itu masih melekat seraya
menemani langkahku tapaki jalan menuju Mushola Kampus B. Semoga saja
masih ada cerita dengan kesan bahagia tanpa perlu ada rindu yang menyiksa
seperti dulu ketika pertama kali kucoba mengenali jalan ini.
Setiba diMushola Al-Iman , 3-4 rukuk suci kulantunkan dan setelahnya aku
memilih untuk istirahat sejenak. Nampaknya langit juga mulai menghitam, mungkin
awan tak kuat lagi menahan tangisnya. Dan seperti yang kuterka ia mulai
menitikan hujan sekarang juga. Dingin sekali. Adzan
dzuhur juga masih lama. "Apa yang akan kulakukan sekarang ?.. (⌣́_⌣̀) " Tak ada sautan untuk
pertanyaanku itu . Yang ada hanya suara petir dan gemericik hujan yang selalu
syahdu untuk didengar. Aku suka keadaan ini. Aku ingin menikmatinya lebih lama.
Tapi tidak demikian dengan mataku, rupanya ia telah sibuk mengatup sedari tadi,sejak
kedatanganku diKampus ini. Apa boleh aku sejenak terlelap disini ?dan
memimpikan semua ?Sepertinya tak perlu ada jawaban, langsung saja kumulai
dengan sebuah pertanyaan “Apa kabar Ibu di sana?” lalu aku terlelap. Dan Ibu
mulai hadir hiasi semua mimpi.
”aissa ,ayo bangun sudah dzuhur. Ketiduran ya?” ucap mbak khanza lembut
yang membangunkan tidurku.
“iya mbak,
aissa tadi ngantuk dan capek banget soalnya”
“yaudah, cepat ambil wudhu, jamaah
yang lain sudah mulai berdatangan”
“iya mbak ,syukron udah dibangunin, aissa orangnya
emang pengantuk hehe”.
Seusai sholat dzuhur
dan acara pertemuan Rohis kampus selesai, rasanya ingin segera kembali
ke kost, tetapi mengingat menciderai al-'ahd itu
sangat dosa hukumnya ,
aku memilih untuk pulang setelah menemui bu Irna terlebih dahulu sesuai janjiku . Cukup gugup juga untuk menemuinya
karna sepertinya aku tau apa yang akan dibicarakan nanti
***
Tok tok .
Kuketuk pintu ruangan beliau dengan perlahan ,lalu sosok perempuan anggun
berwibawa membukakannya untukku .
“ayo masuk” tak lupa dengan senyumnya beliau
menyuruhku masuk. “Aissa Az-Zahirah, yang mengajukan beasiswa itu ya? “
“iya bu
“
“mengenai beasiswa yang kamu ajukan waktu itu, dari pihak kampus tidak bisa
diterima”
“kenapa bu? Apa berkas yang saya ajukan kurang memenuhi?”
“kenapa bu? Apa berkas yang saya ajukan kurang memenuhi?”
“begitulah,
mungkin kamu bisa mengajukan beasiswa lain , seperti pada jalur beasiswa
prestasi” . Prestasi ? haha dengan kecerdasan yang sangat biasa ini ? pikirku heran dalam hati
“oh , iya bu. Terima kasih. Mungkin memang belum rezekinya
aissa.kalau begitu saya izin pamit pulang dulu bu, ”
” iyaa, silahkan . tetap
semangat ya nak.” Ucapnya tetap dengan senyum wibawanya yang menyemangatiku
itu.
“iya bu, hehe. Assalamualaikum”
“waalaikumsalam”
Ahh harus bilang apa aku nanti pada orang tuaku. Jelas mereka kecewa.
Ekonomi keluargaku memang tak lagi seperti dulu. Sejak penyakit ibu semakin
parah. Dan adikku syifa yg baru saja menduduki bangku sma ditambah aku juga yang
baru 2 semster ini belajar sebagai mahasiswa. Sebaiknya tak perlu kuadukan beban
ini pada ayah dan ibu. Tapi entahlah apa
yg harus kulakukan dengan kepandaian yang tak seberapa, ekonomi menengah, dan
bakat yang setengah setengah agar aku tetap bisa memperjuangkan S1 ku dikota
ini. Ah, lagi lagi aku mengeluh! Syukur syukur masih ada universitas yang mau menampungku,
coba kalo tidak?Ya, walaupun semua yang aku miliki tidak pantas diperhitungkan,
harusnya aku tetap berusaha . Sepertinya
memang aku perlu untuk mencoba kerja part time. Mungkin tawaran kerja diswalayan
dari Ulfa waktu itu bisa aku terima. Keliahatannya memang sangat melelahkan
jika harus membagi-bagi waktu, tapi aku bukan anak sma lagi. Aku mahasiswa yang
tengah belajar bagaiaman hidup itu. Manja bukan attitude yang dulu pernah aku rancang sebelum keberangkatanku
kuliah diMalang ini . “Ya!aku mantap dan ikhlas mau mencobanya, tapi besok saja
aku akan bilang pada ulfa. Cukup penat rasanya hari ini. Aku ingin segera
melepas lelah.Semoga saja tidak ada lagi cobaan untukku dalam waktu dekat .Aku
benar-benar lelah.. ” gumamku yang akhirnya memilih untuk segra kembali ke kost
putri Puri Ummi Salamah.
****
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam, laukmu aku taruh
meja didekat tangga kamarmu sa”teriak mb isna dari tempat pencucian piring.
“Iya mbak, makasih ya”
“Iya sama-sama. Oh ya tadi mbak denger
ada suara telfon dari kamarmu. Coba cek iya apa enggak ”
Segera kubuka tas dan benar, tak kutemukan mobile selulerku “Ah iya mbak,
Hpku tertinggal dikamar “.Segeraku berlari ke atas dan tak menghiraukan lagi ucapan
mbak isna dibawah . “aah batraynya mati !”. Dengan rasa kesal akhirnya aku memilih
untuk melanjutkan istirahat siangku tadi dan menunda rasa ingin tahuku tentang siapa yang menghubungiku.
Tok..tok …”Aissa…”
terdengar suara ketukan sopan dibalik pintu kamarku. Pasti itu ummi Rita. Suaranya memang
sangat lembut. Beliau cantik dan tau cara memposisikan diri seperti Ibunya
aissa.
” iyaa, ummi”. Ku buka pintu kamarku,lalu ummi masuk dan memilih duduk dikasurku. Menghela nafas sejenak dan
memintaku untuk duduk disampingnya. Pemandangan yg sangat kontras dari
biasanya, ummi datang dengan mbak isna, mbak haya dan mbak putri. Pantaslah
jika sekarang aku bertanya tanya apa yang sedang terjadi. Dari raut wajah ummi dan
aura yang tidak seperti biasanya, membuat perasaanku semakin berkecamuk dan mencoba menerka kata apa yang akan
diucapkan.”Ada apa dengan ponselmu?”tanyanya penuh khawatir. ”Tidak
ada apa-apa, cuma tadi batraynya mati ummi hehe , kenapa emangnya ?” tanyaku
heran melihat wajah ummi yang hendaknya
ingin mengatakan sesuatu tapi sedikit enggan. ”Coba kamu charge sekarang, tadi
adikmu vira menelepon ummi, dan mengabarkan keadaan ibumu diMadiun”.
Deg .
Dengan tetap berusaha mengatur emosiku dan masih tetap mencoba menerka nerka
apa yang telah terjadi aku kembali bertanya ”ada apa dengan Ibu aissa ?”.
”Coba
kamu buka ponselmu sekarang” Dengan segera aku mengambil charge dan menyalakan
ponselku.
DEG!!
Momen diam tergugu terlama yang aku rasa di tahun ini, terjadi sore ini.
Menerima kabar yang seharusnya bisa kuketahui lebih cepat, jika saja aku tak
teledor mengisi energi ponselku
5 message 6 misscall
From: +6285735000000
“Mbaak Ibu meninggal mbak !! Kemarin jantung Ibu kambuh lagi, tapi syifa
pulang sekolah terlambat, syifa terlambat bawa ibu ke rumah sakit . maaf mb
aissaa,syifa yang salah. syifa gagal menggantikan tanggung jawab mb.aissa.Ayah dan mbak aissa cepat pulang ya....
:”)”
“Innalillahi wa innalillahi roji’un”
Sesak, menyesal, merasa bodoh. Seharusnya aku bisa bergegas ada disampingmu
ibu, jika aku tidak egois memikirkan beban kuliahku dan mengiyakan pintamu untuk segera mengikuti semester pendekku.
Seharusnya aku saat ini memeluk dan menyodorkan bahuku untuk kamu syifa.
Seharusnya juga kamu tak menanggung beban sedih ini sendiri disana. Seharusnya,
seharusnya dan seharusnya yang hanya ada dalam benakku sekarang dan perlahan
air di sela mata meleleh begitu saja.ARGH!! terlambat untuk menyesal sekarang, bodoh !! Peluk sedu dari ummi Rita dan penghuni kost puri ummi salamah pun datang
silih berganti untuk menenangkan emosiku.
”Tuhan mengirimkan pelangi untuk menggantikan hujan.jika kau
tau apa sebabnya. Itu krn Dia selalu mendatangkan masalah beserta jawabnya.Kamu
harus percaya ada hikmah dibalik kepergiaannya . La tahzan nak, tetaplah
semangat. Mungkin Ini cara Tuhan merancang pertemuan dengan salah satu ibu
terbaik di dunia” kata ummi rita yang berusaha menghiburku.
“iya, ummi. Aissa
izin pulang ke Madiun sekarang ya” pintaku masih dengan dipenuhi air mata.
“pulanglah, biar mbak isna yang mengantarmu ke stasiun nanti. Kamu solat ashar
dulu ya..” Tatap matanya yang hangat ,menyerupai ibu aissa,
Ya Tuhan aku rindu
pada Ibu.....
***
“Lembut kukenang, kasihmu
ibu.Di dalam hati ku kini menanggung rindu. Engkau tabur kasih seumur masa.
Bergetar syahdu oh di dalam nadiku. Tiada ku mampu, membalas jasamu.hanyalah
doa oh di setiap waktu...."
salam dari
aissa buat Ibu yang jauh disurga nirwana sana.
Semoga Tuhan menyayangi keberadaanmu selalu ”
Comments
Post a Comment