-cinta diam diam2-
Dalam keheningan terkadang lebih banyak
rasa yang terungkap. Jauh melebihi rangkaian kata-kata yang mungkin terucap. Tapi,
menyimpan perasaan juga bisa menciptakan luka yang pelan-pelan dan tanpa ia
sadari ia hanya memakan harapan. Cinta diam- diam..
Seperti
kita yg telah mengenal jauh lebih dari nama, namun sebuah kata sapa tak pernah
terlintas ketika kita berjumpa. Canda tawa kecil hanya teratmosfir pada sebuah
ponsel seluler, itu saja kadang butuh waktu lama untuk menantinya. Karena
memang kita telah berkomitmen dengan ego
kita masing masing. Itu saja dinding pembatas kita sebenarnya. Aku dengan
jaimku. Kamu dengan malumu. Dan itu telah berlangsung dalam 360 hari, hebat ya
haha pikirku dalam hati. Harusnya kita
segera merayakan 1 tahun kebodohan kita ini. Ya masih ada 6pekan lagi jika memang
ingin mengakhiri. Tapi entahlah, biarkan sekolah bisu ini yg menjadi saksi.
“Tumben, berangkat pagi ?” Tanya kiki yang
heran melihatku berangkat dini hari
“haha gapapa, lagi istirahatin badan. Masa
iya tiap hari harus lari lari nyaingin jalannya guru hhe” jawabku nyengir
sambil berjalan santai keluar dari gerbang parkir.
“Mana ada cewek superwoman ngerasa capek
baru lari keliling 200m?” sahut Fitri
“haha sudahlah maklumi aja, dia kan juga
cewek. Walaupun luarnya ia bilang gotot, dalemnya nyinyir jg.” Tambah Hany menyusul
dari belakang . Lalu mereka tertawa bersama karena merasa berhasil meruntuhkan
perdikat superwomanku. Ah masa bodoh aku tidak lagi mendengar gurauan mereka, jalanku
melambat dan fokusku beralih pada sosok pemuda yang bercerita tentang harinya kemarin malam. Tapi
seperti yg kutebak itu terjadi hanya sekedar lewat virtual text karena
kenyataannya cerita digerbang ini masih
saja sama. Sekedar lewat tertunduk tanpa sapa, seperti bukan siapa siapa. Hah,
jangan jangan kau terkena amnesia tiap kali datang ke sekolah, dasar. Gerutuku pada
keangkuhanmu
***
Cinta diam-diam,
andai disekolah ada tugas untuk mendiskripsikan tiga kata itu, mungkin
aku dan dialah yang akan mendapatkan nilai sempurna. Pikirku konyol kecewa setelah
melihat hasil ulanganku. Hah! lagi lagi Mrs. Jeans ini membuatku geram dengan
kepelitannya menulis angka istimewa dilembar kerjaku . Bosan aku dengan celotehannya ini itu tapi tak
pernah sebanding dengan cara mengajarnya yg miris. Lebih baik aku ke ke kantin
sajalah
Pilihan yang salah untuk menghindar dr
pelajarannya mrs.jeans. Pintu kelas ini secara tak sengaja langsung bertatapan
pada balik jendela kelasnya, tapi kalau keadaannya seperti ini jadi terlihat seolah
seolah sudah terancang oleh penciptanya untuk
pertemuan dua insan bodoh yg tersekap dalam egonya masing-masing. Dari balik
jendelanya ia melempar senyum, tapi aku
acuh lalu pergi meluncur ke tempat awal tujuanku.
BRAK
“aduh, maaf pak hehe keburu keburu” kataku spontan pada guru b.inggrisku yg
kutabrak tepat didepan kantin mb endang tempat dimana aku memboloskan diri dr
pelajarannya mrs.jeans . Lagi lagi kepergok Mr.lag haha jodoh kali ya
“Pelajarannya siapa, kok kekantin?”
“mrs. Jeans pak tadi perut saya sakit. Mrs jeans memberi izin saya untuk sarapan dulu dan minum obat hehe” jawabku polos penuh dusta sambil memelaskan muka, mengharap dapat ampun dari guru satu ini.
“mrs. Jeans pak tadi perut saya sakit. Mrs jeans memberi izin saya untuk sarapan dulu dan minum obat hehe” jawabku polos penuh dusta sambil memelaskan muka, mengharap dapat ampun dari guru satu ini.
“Yasudah, cepet sembuh perutnya”
“iya pak” jawabku ngacir kekelas
duh sial banget . Cepat pulang deh cepet pulang. Harapku dalam hati
“iya pak” jawabku ngacir kekelas
duh sial banget . Cepat pulang deh cepet pulang. Harapku dalam hati
***
Oke, sekarang sudah malam yg keberapa kita
kembali dalam rutinitas seperti ini tanyaku bodoh yang tak mungkin didengar
oleh si empunya nomer ini. Pernah suatu hari pertengkaran kecilku dengannya dimulai,
kami mulai memperdebatkan ketidaknyamanan ini, dan lagi lagi kami bertahan pada
ego masing masing. Aku yg tetap menyalahkan keangkuhan diammu, kamu jg yg
menyalahkan kejaimanku. Dan aku tetap bersikukuh pada pendirianku , karena
mana mungkin aku yg memulai. Hati yang dihijab memang seharusnya tidak tersingkap. Jika kau ingin tau
apa aku menyukaimu berusahalah gerak dari diammu. Jangan membuatku berpikir seolah
olah dari kita memang tidak ada yg ingin memulainya duluan. Atau memang
sebenarnya tidak pernah ada cinta diantara kita ?halah yasudahlah…
***
“aku
pulang dulu ya, nyapunya yang bersih :p daaa” ucap rikza sembari
meninggalkanku yg sudah siap membabu
cantik dikelas ini. Kebetulan hari ini adalah piketku. Jadi terpaksa aku harus
menahan waktuku untuk pulang
Dan
kali ini kantinlah yang terlihat seperti dirancang untuk pertemuanku dengannya.
Niatku yang hanya untuk mengambil kain pel didekat kantin menjadi sangat begitu
menyenangkan. Sekali lagi aku melayangkan pandangan ke sekelilingku, berharap tidak ada orang selain
aku dan kamu. Karena mungkin dengan begitu kau akan meluluhkan rasa malumu dan akan
memulai obrolan itu. Tapi tidak, itu salah. Lagi lagi kau senyum lalu
mengalihkan pandanganmu. Tidak adakah
cara lain selain kau mengisyaratkan senyum lalu pergi tanpa alasan, tuan ?Sudah
1 tahun berlalu kau dan aku masih saja begitu.
Adakah yang mampu membelenggu waktu dan mengijinkan kami untuk sekedar berlatih kata kata? Agar aku dan kamu pun tidak semakin terseok menata kata, menata rasa dan menata segalanya. Tapi waktu … tak pernah kenal kata menunggu. Maaf ,cinta memang cinta, tapi kecewa tetaplah kecewa begitu pula dengan luka. Jika kau mau menahanku tolong kenalkan aku pada waktu, dengar dengar dia ahli dalam menyembuhkan luka. Sesuai dengan yang aku butuhkan bukan ?Aku terlalu luka untuk menunggumu. Jangan datang lagi. Sampai bisumu hilang dan kepastianmu terbilang. Jika tiba waktu itu datang. Aku berjanji akan menerimamu kembali. Biarkan aku menghilangkan lukaku dan menata lagi hatiku, kumohon tetaplah pada tempatmu.
Adakah yang mampu membelenggu waktu dan mengijinkan kami untuk sekedar berlatih kata kata? Agar aku dan kamu pun tidak semakin terseok menata kata, menata rasa dan menata segalanya. Tapi waktu … tak pernah kenal kata menunggu. Maaf ,cinta memang cinta, tapi kecewa tetaplah kecewa begitu pula dengan luka. Jika kau mau menahanku tolong kenalkan aku pada waktu, dengar dengar dia ahli dalam menyembuhkan luka. Sesuai dengan yang aku butuhkan bukan ?Aku terlalu luka untuk menunggumu. Jangan datang lagi. Sampai bisumu hilang dan kepastianmu terbilang. Jika tiba waktu itu datang. Aku berjanji akan menerimamu kembali. Biarkan aku menghilangkan lukaku dan menata lagi hatiku, kumohon tetaplah pada tempatmu.
***
Comments
Post a Comment