Filosofi pecel ini saya buat untuk menjawab pertanyaan dari seseorang yang cukup kami teladani. Berawal dari beliau menanyakan asal daerah saya hingga berujung pada pertanyaan yang menurut saya sangat menarik. Beliau menanyakan sebuah pertanyaan yang bagi saya cukup sederhana namun banyak memotivasi saya untuk bersabar akan suatu hal. R : Asalnya darimana de? S: Dari madiun ka. R: Oh madiun, oleh olehnya pecel ya ? S: Iya ka hehe, selain itu ada juga brem dan madu mongso ka R : “Bisa diceritakan filosofi dari pecel ga de ?” Menurut saya sendiri pecel merupakan makanan unik yang cukup istimewa. Saat dimana bisa dengan mudah saya jumpai, dia terasa biasa namun cukup mengganjal rasa lapar. Namun saat dia susah untuk dijumpai, dia masuk dalam daftar kerinduan saya ditanah perantauan. Harapannya sih, kita sebagai warga madiun kurang lebih memiliki hal yang serupa dengan makanan satu ini. Biasa namun cukup menebar kebermanfaatan. Disaat tak ada, kami dirindukan karena r
Comments
Post a Comment